Total Tayangan Halaman

Selasa, 14 Oktober 2014

IDEALISME PENDIDIK 2014


IDIALISME PENDIDIK
ANTARA REALISTIS DAN APATIS


Oleh
      Arief Anang Khosim SPd Guru SDN Jatiarjo II
             Taman Sapari Indonesia II Prigen





Hai anak Adam apa yang kau tinggalkan
Sebagai    kenang -  kenangan   jika  kau dipanggil   Tuhan, meninggalkan   harta
tentu akan  punah  ,meninggalkan  iman dikenang sepanjang jaman,
Amal   perbuatan   yang   kekal  didunia menyegarkan   sepanjang    masa
Janganlah lupa beramal disegala bidang mendidik anak yang sholeh yang berguna
 bagi agama nusa dan bangsa serta mentransfer ilmu yang ber manfaat 
 
Zaman sudah  berubah   menggilas  semua
arah  termasuk  sebutan  pendidik  ikut  degradasi
di dalamnya nilai - nilai    sosial ,  etika  sulit  diper
tahankan   bahkan dengan   susah   payah   untuk
mempertahankan   walaupun dengan  langkah  ter
tatih-tatih ,  toh  masih ada   yang  mau  meskipun
tidak tahu dari mana akan memulainya.
          Masyarakat mulai menyesuaikan keadaan ,
karena hidup hanya  dijalani saja ,mengalir  begitu 
saja  mulai  konsumtif,matrialistis  dan  individualis
me,maka tuntutan masyarakat  cenderung  praktis
dan  realistis untuk  memilihkan  anaknya  akan  di
sekolahkan dimana.
           Dilema bagi pendidik mulai dirasakan begitu
Sulit untuk  menempatkan  diri  seutuhnya  sebagai               Independensi sekolah sekarang ini sebe
pengabdian  profesi  dikarenakan  disisi  yang  lain     narnya   sudah   memungkinkan   kita   berbuat
pendidik  anggota   masyarakat  juga karena  mem      banyak   dan   diberi  keleluasaan  yang   tinggi
punyai   keinginan  yang   kuat  dan   tak   terbatas      harapan berdaya saing makin ada,hanya insan
untuk   menyesuaikan   diri dengan  lingkungannya.  pelakunya saja yang masih  pola lama dan  be-
            Keinginan   masyarakat   sangat   idial ,fluk       lum  idialis  ,hal  ini  dikarenakan  tidak terbiasa
tuatif dan tak terhingga, menghendaki bentuk nyata,  dan  juga  birokrasi  yang  dirasa  seolah –olah
instant  ,bahkan  mempengaruhi   pola  hidup   dan    menghambat,sehingga intervensi dan birokrasi
gaya    hidup    yang   akhirnya    menjadi   rutinitas.    pada lembaga lembaga                                                     
Untuk memenuhi harapan tersebut tentunya sangat   tertentu yang memberi keleluasaan yang tinggi
Sulit   kalau   Negara   tidak   ikut   campur   secara      tanpa disalahgunakan dapat  mempercepat ke-
mendalam(yaitu merealisasi UU Pendidikan secara    majuan  seperti  sekolah –sekolah  faforit  atau
maksimal).                                                                             yang  difaforitkan  masyarakat  yang  katanya
            Merubah pola pikir  masyarakat   dibutuhkan    budgednya mahal.
kepercayaan ,sudahkah  lembaga yang kita   kelola                Batasan seorang pendidik dalam melak-
dipercaya,kredibilitas dan mampu,memiliki nilai jual?  Sanakan tugasnya menurut saya harus me-
sedangkan   pelaku  pendidikan  ada  yang  realistis   ngacu pada 3 K (K3) yaitu:
dan tidak sedikit yang masih gapteg (gagap   tegno-    1.Keinginan   2.Kebutuhan  3.Kemampuan
logi) dan  berusaha  menyesuaikan  diri   memenuhi
kebutuhan perangkat seperti  HP,  IPED,  LAP TOP,

Keinginan
 
COMPUTER , NOTE   BOOK  dan  perangkat  yang
lain,tetapi lagi-lagi hanya sebagai fashens saja tidak
digunakan  seefektif  dan seefisien  mungkin  dalam
mendukung  kariernya dan  hanya  sedikit  yang me-

Kebutuhan
 
mang   benar- benar  sesuai  harapan  (pola   hidup)
            Bagaimana lembaga pendidikan   kita  dapat
memberi  pencerahan  bahwa  pendidikan itu  meru
pakan:fashens ,capital dan infestasi  yang  memberi

Kemampuan
 
harapan baik  dimasa sekarang maupun  yang akan
datang.(harapan masa depan).
 






Maksud dari bagan tersebut adalah:
1.Keinginan:sesuatu hal yang idial dan diinginkan
oleh setiap manusia(kalau ditanya  antar pendidik-
tentunya   mempunyai   keinginan  terhadap  anak
didiknya berbeda-beda)  sehingga dapat disimpul-
kan bahwa: keinginan seorang   pendidikpun tidak
terbatas.
.Agar pendidikan  yang dikelola  dapat   mencapai
 tujuan   maka     keinginan   itu   harusnya    apa
yang  diinginkan   kurikulum   disesuaikan  dengan
SDA dan SDM yang ada, dikelola secara maksimal
2.Kebutuhan:dari keinginan yang terbesit dikepala
apakah kita membutuhkan hal tersebut, jadi  kebu-
tuhan  itu sebenarnya  juga tak terbatas .apa  yang
dibutuhan pendidik belum tentu di dibutuhkan  kuri-
kulum,seyogyanya apa yang dibutuhkan kurikulum
itulah dikelola untuk  memfasilitasi   anak   menuju
prestasi yang diharapkan . Selektif  terhadap  kebu-
tuhan,  hemat  tetapi   tugas    terlaksana   dengan
maksimal dan sebaik-baiknya.
3.Kemampuan: setelah apa yang dibutuhkan kuri-
kulum dalam  pengajaran kita  inventarisasi   selan-
jutnya  apakah kita mempunyai kemampuan  seca-
finansial  untuk  merealisasi  hal tersebut .
Hal ini dapat disimpulkan  bahwa  keinginan  tidak
terbatas untuk membatasi  hal  tersebut . pertanya-
annya adalah apakah  kita butuh  terhadap  keingi-
nan itu? setelah  butuh pertanyaan  terakhir apakah
kita mampu  memenuhi  hal  tersebut.?  Kalau  me-     Doc.UNAS dan IDUL QURBAN 2011SDN JATIARJO II
mang mampu mengapa tidak.

Gambaran guru (pendidik) diera reformasi ditinjau       Ketiga: Pendidik yang berjalan ditempat hanya
dari perspektif IPTEG,IMTAG serta media  infor-            rutinitas melakukan kegiatan sehari-hari berda-
masi  adalah sebagai berikut:                                            sar tupoksi yang diemban ,kemajuan teknologi
Pertama:Pendidik yang mengambil langkah seribu    perubahan yang terjadi  informasi hanya dinik-
lari dengan cepat untuk menyesuaikan diri menge-    mati dan dijalani bila ada prestasi dan nilai
jar informasi dari kemajuan teknologi serta peruba-     tambah disekolahnya toh dia ikut menikmati
han yang terjadi merasa dirinya serba minim penge-   segai keluarga besar di sekolah tersebut,anak
tahuan,rasa ingin tahunya tinggi serta senang  tan-    dapat mencari sendiri baik dirumah sekolah
tangan,juga  berusaha bisa  dalam  segala  hal  de-    maupun dimasyarakat,kalau ada supervisi
ngan harapan  apa yang  dimilikinya sebagai bekal    cenderung kompensasi yang penting dapat
untuk  menjadikan   anak  didiknya  memiliki   nilai      gaji.(dalam sinetron sebagai figuran)
tambah  dan  dapat  mencapai  segudang ,prestasi      Keempat:Pendidik yang berjalan kebelakang
bahkan  membanggakan , benar - benar  memberi      gaya hidup dan kehidupannya acuh,apatis
manfaatpada dirinya maupun orang lain.                                   tertutup,idialisme kuno,tradisional selalu
(dalam sinetron sbg:pemain utama)                                 bangga pada dirinya sendiri ,gila hurmat me-
Kedua: Pendidik yang berjalan perlahan-lahan                       rasa paling mampu,selalu bercerita tentang
tapi pasti dalam menyesuaikan diri dapat pro-               masa lalu berat untuk menerima kegagalan
aktif dan tidak malu bertanya,menata hidup dan          cenderung membanggakan salah satu tokoh
mempersiapkan kehidupannya secara terencana        menyakinkan orang lain dengan argumen
terprogram dan berkesinambungan,memiliki                 kata kata(teoritik) bukan tindakan dan bukti
etos kerja humanis dan konsisten serta rutinitas          banyak ucapan program yang dilontarkan
yang dijalankan demi mencapai prestasi yang              tetapi sedikit yang dilaksanakan.
diharapkan kurikulum.(dalam sinetron sebagai             (dalam sinetron sebagai penonton)
pemain)                                                                                 Kesimpulan:seyogyanya seorang pendidik
                                    sopan dalam bertutur kata dan santun dalam
                                                                                                bertindak.


Biodata
Nama        :ARIEF ANANG KHOSIM SPd
Unit Kerja  :SDN Jatiarjo II No 27
                  Jln Taman Sapari Dusun Tegal Kidul

                   Desa Jatiarjo Kec Prigen Kab Pasuruan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar